Biasanya ada 3 aspek yang akan dilihat seseorang dari sebuah budget proyek :
1. Profit and Loss (PL – Laba Rugi)
2. Cashflow (CF – Aliran Kas)
3. Balance Sheet (BS – Neraca Keuangan)
Dari ketiga aspek ini, 2 hal yang paling sering dimunculkan dalam pembuatan budget sebuah proyek adalah PnL dan CF. Sedangkan Balance Sheet biasanya lebih berbicara kepada aspek corporate secara keseluruhan (jarang dimasukkan dalam budget proyek – lebih kepada budget tahunan corporate).
1. Profit and Loss
Laporan Laba Rugi hanyalah berbicara tentang biaya ataupun pendapatan
yang ditarik dalam periode saat ini. Artinya, bilamana biaya (expense)
sudah terjadi, tapi belum dibayarkan kepada pihak penerima manfaat
(vendor alat berat, catering, dll), maka dalam laporan PnL, expense tersebut sudah harus dimasukkan / dibiayakan.
Demikian halnya dengan pendapatan (revenue). Bila mana dalam bulan
tertentu katakan Agustus perusahaan mampu menghasilkan produksi batubara
sejumlah 100.000 ton, maka pendapatan atas produksi tersebut sudah
harus dimasukkan dalam laporan PnL periode Agustus, meskipun mungkin
pada kenyataannya invoice baru akan terbayarkan di bulan Oktober.
Cara termudah membuat PnL adalah dengan menghitung total pendapatan
dalam periode akuntansi tertentu dikurangi dengan total biaya sehingga
didapatkan gross income / EBITDA (Earn Before Interest Tax Depreciation
and Amortization).
Langkah-langkah perhitungan seperti tertera di bawah ini :
Total Expense …………
Total Revenue …………. _
EBITDA …………..
Deperesiasi & Amortisasi …………… _
EBIT …………….
Interest ……………. _
EBT …………….
Tax ……………. _
EAT ……………
EAT (Earn After Tax) inilah yang merupakan pendapatan bersih (Net Revenue) dari sebuah proyek.
Dalam perhitungan ini, lebih jauh harus dipahami tentang bagaimana
menghitung total expense dan mendapatkan total revenue dari sebuah
proyek pertambangan, pengertian depresiasi, amortisasi, bunga bank yang
berlaku, serta pajak yang dikenakan.
Kamis, 16 Februari 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar